Minggu, 14 November 2010

Pada EMAS kita percaya

Pada 1957, kata-kata "Pada Tuhan Kita Percaya" ditambahkan di lembaran uang kertas dollar Amerika. Pada 1971, dollar dipisahkan dari emas. Menurut edisi terkini Vanity Fair, daya beli dollar telah anjlok sebersar 87 persen. Seperti dikatakan sebelumnya, semua mata uang monopoli, uang monopoli yang di sponsori pemerintah, akhirnya kemblai ke nilai sejatinya - nol. Pada 1970, $1,000 bisa membeli sekitar 28 ons emas. Pada Maret 2009, dengan harga emas mendekati $900 per ons, 28 ons emas itu bisa dijual untuk uang sekitar $25,000 - bahkan setelah kehancuran pasar saham terbesar dalam sejarah.



Pada 1924, John Maynard Keynes, yang memberi peringatan terhadap kehancuran uang, menyebut emas sebagai "relikui bangsa barbar". Sayangnya, dia tidak sadar seberapa besar Fed dan pemerintah bisa menghancurkan mata uang kita begitu aturan uang berubah pada 1971.

Pada 1952, perbandingan utang rumah tangga dengan penghasilan yang dikeluarkan kurang dari 40%. Dengan kata lain, kalau anda punya $1,000 setelah dipotong pajak, hanya $400 yang menjadi utang. Pada 2007, nilainya 133%. Karena upah tidak naik, orang hidup dari kartu kredit dan pinjaman ekuitas rumah. Saat ini, penduduk Amerika menanggung utang konsumsi sebesar lebih dari $2.56 trilliun.

Bahkan bankir terbaik dan paling hebat jatuh dalam perangkap. Pada 1980, utang bank sekitar 21% dari total pengeluaran Amerika Serikat (GDP). Pada 2007, nilainya menjadi 116%.

Pada 2004, Securities and Exchange Commission mengizinkan lima bank teratas mencetak sebanyak mungkin uang yang mereka perlukan dengan menghilangkan batas cadangan dari 12:1 - hanya untuk menyelamatkan perekonomian. Batas cadangan 12:1 berarti untuk setiap dollar di rekening bank, bank bisa meminjamkan $12 dalam bentuk utang. Dengan mengizinkan lima bank teratas menghilangkan batas cadangan 12:1, bank-bank ini bisa dengan efektif mencetak uang sesuka hati. Sekali lagi, aturan Monopoli manyatakan:

Bank tidak pernah "BANGKRUT", Kalau kehabisan uang, Bank bisa mengeluarkan lebih banyak lagi sesuai dengan yang diinginkan semata dengan menulis pada secarik kertas biasa.

Sayangnya, mengizinkan bank-bank terbesar mencetak jumlah uang yang nyaris tak terbatas tidak menyelamatkan perekonomian. Itu hanya memperburuk permasalahan.